Manfaat Musik Menurut Genre
Bagi pecinta musik, belum tentu semua genre disukai juga, bahkan seorang penyanyi hanya mau menyanyi dengan khas dia dan sesuai genre-nya. Begitulah kegemaran, setiap orang memiliki kegemaran sendiri yang tidak selalu sama. Saya pun demikian, senang mendengarkan musik, senang menyanyikannya walau terkadang tak enak di dengar, buat saya pribadi menyanyi untuk kepuasan diri sendiri karena saya sangat menyadari saat saya menyanyi (baca: bergumam sendiri) sayalah satu-satunya yang dapat menikmati lagu yang saya nyanyikan, karena memang saya tak pandai dalam bidang ini (baca: fals), hehe.
Mendengarkan musik lalu saya nyanyikan (terlebih di kamar mandi) saya anggap juga sebagai terapi, obat saat saya sedih, saat saya stres, saat saya bahagiapun musik selalu jadi veavorit saya. Ketika saya jalan-jalan di inet bersama team veavorit saya, the google and the crew (maaf itu istilah saya sendiri, hehe) saya mampir di sebuah web, lalu membacanya, kemudian ingin saya abadikan di blog saya karena saya memang tak memiliki bakat yang bagus jadi saya jadikan referensi di blog saya agar sewaktu-waktu saya bisa baca ulang dan ada pengetahuan untuk bisa di ceritakan ke anak cucu saya kelak, (hehe, ceileee).
Gambar: Ilustrasi Musik |
Mendengarkan alunan musik merupakan aktivitas yang menggunakan
seluruh bagian otak tetapi sangat mengasyikan. Pytahgarus, Plato dan
Aristoteles sudah sejak lama menyadari kekuatan terapi musik. Einstein
sendiri mengatakan alasan ia begitu pintar adalah karena dia gemar
bermain biola.
Musik yang indah di telinga kita ternyata bukan hanya mengembalikan
romantisme masa lalu tetapi dapat mempengaruhi fungsi-fungsi tubuh. Yang
menarik, setiap jenis musik memiliki efek yang berbeda pula.
- Musik Klasik
Musik klasik adalah jenis musik yang melibatkan sebuah orkestra besar
dan biasanya tanpa iringan vokal. Alunannya bersifat menenangkan tubuh
dan merangsang pikiran. Musik klasik juga terbukti bisa mengurangi stres
(bahkan bagi mereka yang tidak menyukai musik klasik) dan meningkatkan
kecerdasan jenis tertentu seperti kemampuan verbal dan penalaran
spasial-temporal.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Hongkong pada 90 anak usia 6
sampai 15 tahun menemukan anak yang belajar main musik dengan program
string orkestra sekolah memiliki skor lebih tinggi pada tes memori
verbal dan kata-kata baru dibandingkan dengan mereka yang tidak
berlatih. Mendengarkan musik klasik juga memiliki efek yang sangat
menenangkan hati dan membantu pasien penyakit jantung.
- Musik Country
Musik country lebih banyak dikaitkan dengan depresi dan bunuh diri.
James Gundlach, profesor sosiologi, dalam penelitiannya menemukan bahwa
angka bunuh diri bisa dikaitkan dengan penggemar musik country. Dia
menyimpulkan bahwa tema musik country menumbuhkan suasana hati yang
tidak enak terutama pada orang yang punya kecenderungan untuk bunuh
diri. Gundlach mencatat bahwa bunuh diri terjadi hanya dengan musik
country yang lawas dan iramanya tidak sedinamis sekarang.
- Musik Rap atau Hip-Hop
Musik hip-hop memiliki efek yang berbeda pada remaja. Di satu sisi,
ditemukan menimbulkan perasaan negatif dan di sisi lain begitu energik
sehingga membuat Anda ingin berdiri dan menari.
Sebuah penelitian mengenai efek video rap pada kesehatan emosional
menemukan remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu menonton adegan
seks dan kekerasaan yang digambarkan dalam musik rap terutama dalam
video klip bertema gengster, punya kecenderungan mempraktekkannya dalam
kehidupan nyata.
- Musik Rock
Tidak seperti jenis musik lain, mendengarkan musik rock bisa
meningkatkan adrenalin . Namun jika Anda tak terbiasa mendengarkan,
musik cadas bisa membuat Anda merasa marah dan kesal seiring dengan
meningkatnya detak jantung dan tekanan darah. Namun, jika Anda menyukai musik dengan irama yang cepat, jenis musik
ini akan membantu meringankan stres, tanpa mempengaruhi denyut jantung
atau tekanan darah.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus yang diperdengarkan musik
rock yang makin lama semakin buruk ternyata tikus-tikus menjadi
kebingungan dan tidak bisa melewati labirin. Ketika dibedah, ternyata
struktur otak tikus itu telah mengalami perubahan struktural yang
abnormal.
Para peneliti menemukan saraf-saraf dalam hipocampus yang merupakan
bagian otak untuk belajar dan memori, tumbuh secara liar tanpa
terhubunga dengan saraf lainnya. Ini bisa menjelaskan mengapa
mendengarkan musik rock bisa membuat seseorang menyukai narkoba dan seks
bebas.
Sementara ini dulu yang saya share ya teman-teman, lain kali kita kupas lebih rinci.
Salam Semangat ^_^
(FNU)
Salam Semangat ^_^
(FNU)
Sumber: Kompas
0 komentar: