Metode Listening Team
Pengertian operasional dari metode listening team adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat dari suatu konsep atau prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan yang melibatkan indera pendengaran. Penggunaan metode listening team dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada pengoptimalan indera pendengaran siswa (di samping indera lainnya), diharapkan secara tepat dapat mendorong siswa agar tetap fokus dan siap siaga selama proses pembelajaran berlangsung.
Penggunaan metode listening team akan mencapai tujuan yang maksimal apabila memenuhi prinsip-prinsip di bawah ini.
- Pelaksanaannya dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa.
- Semua siswa harus terlibat sesuai dengan peranannya.
- Penentuan topik disesuaikan dengan kemampuan kelas, tingkat sekolah dan situasi tempat.
- Materi yang dipilih hendaknya terkait persoalan yang relatif banyak menimbulkan pertanyaan dan pendapat.
- Materi yang diajukan hendaknya dapat juga menumbuhkan pertimbangan dari berbagai pihak.
Dalam pelaksanaannya, metode listening team membagi siswa dalam beberapa
kelompok dengan peran dan tugas yang berbeda satu sama lain. Adapun
peran dan tugas kelompok dalam metode listening team, antara lain:
- Penanya, bertugas membuat minimal dua pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan.
- Pendukung, bertugas menyatakan poin-poin yang disetujui atau dipandang berguna dari penjelasan materi yang telah disampaikan dan menjelaskan mengapa demikian.
- Penentang, bertugas menyatakan poin-poin yang tidak disetujui atau dipandang tidak berguna dari penjelasan materi yang telah disampaikan dan menjelaskan mengapa demikian.
- Pemberi contoh, bertugas memberi minimal dua contoh spesifik mengenai materi yang telah disampaikan.
Langkah-langkah tersebut dapat divariasikan tergantung pada situasi dan
kondisi dalam kelas. Manfaat dari penerapan metode listening team akan
terlihat dengan diperolehnya partisipasi aktif siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
Kelebihan metode listening team dapat diidentifikasi sebagai berikut.
- Tidak memerlukan skill komunikatif yang rumit, dalam banyak hal siswa dapat berbuat dengan pengarahan yang simple.
- Interaksi antara siswa memungkinkan timbulnya keakraban.
- Strategi ini menimbulkan respon yang positif bagi siswa yang lamban, kurang cakap, dan kurang motivasinya.
- Listening team melatih siswa agar mampu berfikir kritis.
- Efektivitasnya dalam memajukan proses belajar mengajar belum terbuktikan oleh riset.
- Dalam pelaksanaannya sering tidak terlibatkan elemen-elemen penting.
- Waktu yang dihabiskan cukup panjang.
Pembelajaran dengan metode listening time diawali dengan pemaparan materi pembelajaran dari guru. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok. Setiap kelompok mempunyai peran masing-masing. Misal, 40 orang dalam suatu kelas dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok penanya, kelompok kedua dan ketiga adalah kelompok penjawab. Kelompok kedua merupakan kumpulan orang yang menjawab berdasarkan perspektif tertentu, sementara kelmpok ketiga adalah kumpulan orang yang menjawab dengan perspektif yang berbeda dengan kelompok kedua. Perbedaan ini diharapkan memunculkan diskusi yang aktif ditandai oleh adanya proses dialektika berpikir, sehingga mereka dapat menemukan pengetahuan struktural. kelompok keempat adalah kelompok yang bertugas me-review dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi.
Pembelajaran diakhiri dengan penyampaian berbagai kata kunci atau konsep yang telah dikembangkan oleh peserta didik dalam berdiskusi.
SaLam SeManGat (^_^")
(FNU)
sumber : akademistif.blogspot.com
________________________
Referensi:Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Surabaya: Pustaka Pelajar, 2009).Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002).John M. Echols dan Hassan Shadily, An English-Indonsian Dictionary, (Jakarta: Gramedia, 2000).Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia dan Nuansa, 2004).
0 komentar: