Model Belajar Matematika
Dalam proses belajar mengajar, siswa berusaha mendapatkan
prestasi belajar yang memuaskan. Pada kenyataannya bahwa tidak semua mendapatkan
prestasi yang baik. Tidak sedikit siswa mengalami kegagalan dalam belajar,
khususnya pada bidang studi matematika. Adapun sebab kegagalan tersebut tidak
semata-mata karena kemampuan siswa yang rendah namun karena mereka menganggap
bahwa bidang studi matematika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk
dipelajari. Kesulitan belajar matematika dikarenakan matematika penuh dengan
prasyarat sehingga kalau siswa gagal dalam memahami suatu pokok bahasan maka
siswa tersebut akan mengalami kegagalan dalam pokok bahasan berikutnya,
sehingga mengakibatkan kurangnya minat belajar matematika.
Mengutip dari sebuah blog - Matematika merupakan salah satu
pengetahuan manusia yang paling bermanfaat dalam kehidupan. Hampir setiap
bagian dari hidup kita mengandung matematika sehingga anak-anak membutuhkan
pengalaman yang tepat untuk bisa menghargai kenyataan bahwa matematika adalah
penting untuk masa depan mereka. Oleh karena itu model pembelajaran matematika
yang baik harus lah bisa membentuk logika berfikir bukan sekedar pandai
berhitung. Karena berhitung dapat dilakukan dengan alat bantu seperti
kalkulator, komputer, dll namun dalam menyelesaikan masalah perlu logika
berfikir dan analisis.
Matematika sendiri pada dasarnya mengajarkan logika berfikir
berdasarkan akal dan nalar. Namun, sifat umum matematika itu abstrak dan tidak
nyata karena terdiri atas simbol-simbol. Sehingga secara natural model
pembelajaran matematika yang baik adalah secara nyata dengan melihat,
merasakan, dan melakukan dengan tangan para siswa. Atau secara konsep bisa
diajarkan dengan cara dilihat, dipegang dan dimainkan, digambar, diucapkan,
lalu ditulis.
Model pembelajaran matematika sebaiknya dimulai dengan
mengangkat situasi dari kehidupan sehari hari yang kemudian disederhanakan
dalam bentuk soal cerita. Kemudian para siswa diminta memodelkan dengan model
mainan (bisa berupa balok, stik es krim, dll) atau model gambar sebelum
akhirnya membuat kalimat matematika. Proses ini harus dilakukan dalam dua arah
sehingga hasilnya akan optimal.
Diharapkan dengan diterapkannya model pembelajaran
matematika yang baik seperti konsep diatas tadi, siswa menjadi pandai
menyelesaikan permasalahan (menjadi problem solver) dimana tujuan ini dapat
tercapai bila prinsip pembelajaran matematika diterapkan secara 2 arah sehingga
siswa dapat benar-benar menguasai konsep-konsep matematika dengan baik. Selain
itu, siswa diharapkan pandai dalam berhitung dan mampu melakukan
perhitungan dengan benar dan tepat (karena cepat bukan tujuan utama dari model
pembelajaran matematika ini).
Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang
dipengaruhi oleh banyak faktor. Keberhasilan siswa dapat tercapai apabila
faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar dapat terpenuhi.
Ngalim Purwanto (1990 : 107) berpendapat bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi
belajar siswa, yaitu :
Faktor dari luar
Meliputi lingkungan belajar (alam dan sosial, instrument kurikulum/bahan pengajar, guru, sarana dan fasilitas serta administrasi/manajemen.)
Faktor dari dalam
Meliputi faktor fisiologis (kondisi fisik, kondisi panca indra) serta faktor psikologis (motivasi, minat, kecerdasan dan kemampuan awal)
Faktor dari luar
Meliputi lingkungan belajar (alam dan sosial, instrument kurikulum/bahan pengajar, guru, sarana dan fasilitas serta administrasi/manajemen.)
Faktor dari dalam
Meliputi faktor fisiologis (kondisi fisik, kondisi panca indra) serta faktor psikologis (motivasi, minat, kecerdasan dan kemampuan awal)
Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran. Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi
kepada guru tentang kemajuan siswa. Selanjutnya, dari informasi tersebut guru
dapat menyusun kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun
individu. Upaya ini dilakukan oleh seorang guru karena seorang guru akan kecewa
bila hasil belajar yang dicapai oleh siswanya tidak sesuai dengan target
kurikulum.
Hasil belajar memberikan dampak pada terjadinya
perubahan pada diri seorang siswa. Perubahan yang terjadi sebagai hasil dari
proses pembelajaran dapat dilihat melalui beberapa bentuk seperti: perubahan
tingkat penguasaan pengetahuan, pemahaman konsep, ketrampilan dan kecakapan
sikap serta aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Sama hal nya dengan konsep
matematika, hasil belajar matematika yang memuaskan akan berdampak secara logis
tentang pengembangan logika dan nalar para siswa. Tentu hal tersebut akan menjadi
tolak ukur setiap individu dalam memecahkan suatu masalah dengan cepat dan
tepat.
Demikian
postingan dari saya, saya mengutip dan mengembangkan beberapa materi disini,
semoga dapat bermanfaat.
SaLam
SeManGat (^_^”)
FNU
===================
Pustaka :
Purwanto. M. Ngalim.1990. Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
0 komentar: