Breaking News

Thursday, September 27, 2012

Model Belajar Matematika

Print or PDF

Dalam proses belajar mengajar, siswa berusaha mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan. Pada kenyataannya bahwa tidak semua mendapatkan prestasi yang baik. Tidak sedikit siswa mengalami kegagalan dalam belajar, khususnya pada bidang studi matematika. Adapun sebab kegagalan tersebut tidak semata-mata karena kemampuan siswa yang rendah namun karena mereka menganggap bahwa bidang studi matematika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Kesulitan belajar matematika dikarenakan matematika penuh dengan prasyarat sehingga kalau siswa gagal dalam memahami suatu pokok bahasan maka siswa tersebut akan mengalami kegagalan dalam pokok bahasan berikutnya, sehingga mengakibatkan kurangnya minat belajar matematika.



Mengutip dari sebuah blog - Matematika merupakan salah satu pengetahuan manusia yang paling bermanfaat dalam kehidupan. Hampir setiap bagian dari hidup kita mengandung matematika sehingga anak-anak membutuhkan pengalaman yang tepat untuk bisa menghargai kenyataan bahwa matematika adalah penting untuk masa depan mereka. Oleh karena itu model pembelajaran matematika yang baik harus lah bisa membentuk logika berfikir bukan sekedar pandai berhitung. Karena berhitung dapat dilakukan dengan alat bantu seperti kalkulator, komputer, dll namun dalam menyelesaikan masalah perlu logika berfikir dan analisis.

Matematika sendiri pada dasarnya mengajarkan logika berfikir berdasarkan akal dan nalar. Namun, sifat umum matematika itu abstrak dan tidak nyata karena terdiri atas simbol-simbol. Sehingga secara natural model pembelajaran matematika yang baik adalah secara nyata dengan melihat, merasakan, dan melakukan dengan tangan para siswa. Atau secara konsep bisa diajarkan dengan cara dilihat, dipegang dan dimainkan, digambar, diucapkan, lalu ditulis.

Model pembelajaran matematika sebaiknya dimulai dengan mengangkat situasi dari kehidupan sehari hari yang kemudian disederhanakan dalam bentuk soal cerita. Kemudian para siswa diminta memodelkan dengan model mainan (bisa berupa balok, stik es krim, dll) atau model gambar sebelum akhirnya membuat kalimat matematika. Proses ini harus dilakukan dalam dua arah sehingga hasilnya akan optimal.

Diharapkan dengan diterapkannya model pembelajaran matematika yang baik seperti konsep diatas tadi, siswa menjadi pandai menyelesaikan permasalahan (menjadi problem solver) dimana tujuan ini dapat tercapai bila prinsip pembelajaran matematika diterapkan secara 2 arah sehingga siswa dapat benar-benar menguasai konsep-konsep matematika dengan baik. Selain itu, siswa diharapkan pandai dalam berhitung  dan mampu melakukan perhitungan dengan benar dan tepat (karena cepat bukan tujuan utama dari model pembelajaran matematika ini).

Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Keberhasilan siswa dapat tercapai apabila faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar dapat terpenuhi. Ngalim Purwanto (1990 : 107) berpendapat bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu :

Faktor dari luar

Meliputi lingkungan belajar (alam dan sosial, instrument kurikulum/bahan pengajar, guru, sarana dan fasilitas serta administrasi/manajemen.)

Faktor dari dalam

Meliputi faktor fisiologis (kondisi fisik, kondisi panca indra) serta faktor psikologis (motivasi, minat, kecerdasan dan kemampuan awal)

Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa. Selanjutnya, dari informasi tersebut guru dapat menyusun kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Upaya ini dilakukan oleh seorang guru karena seorang guru akan kecewa bila hasil belajar yang dicapai oleh siswanya tidak sesuai dengan target kurikulum.

Hasil belajar memberikan dampak pada terjadinya perubahan pada diri seorang siswa. Perubahan yang terjadi sebagai hasil dari proses pembelajaran dapat dilihat melalui beberapa bentuk seperti: perubahan tingkat penguasaan pengetahuan, pemahaman konsep, ketrampilan dan kecakapan sikap serta aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Sama hal nya dengan konsep matematika, hasil belajar matematika yang memuaskan akan berdampak secara logis tentang pengembangan logika dan nalar para siswa. Tentu hal tersebut akan menjadi tolak ukur setiap individu dalam memecahkan suatu masalah dengan cepat dan tepat.

Demikian postingan dari saya, saya mengutip dan mengembangkan beberapa materi disini, semoga dapat bermanfaat.


SaLam SeManGat (^_^”)
FNU
===================
Pustaka :
Purwanto. M. Ngalim.1990. Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...